A.
Prabu
Dasarata dari Ayodhya
Wiracarita Ramayana menceritakan kisah
Sang Rama yang
memerintah di Kerajaan Kosala, di sebelah utara Sungai
Gangga, ibukotanya Ayodhya. Sebelumnya diawali dengan kisah Prabu Dasarata yang
memiliki tiga permaisuri, yaitu: Kosalya, Kekayi, dan Sumitra. Dari Dewi Kosalya, lahirlah Sang Rama. Dari Dewi Kekayi,
lahirlah Sang Bharata.
Dari Dewi Sumitra, lahirlah putera kembar, bernama Lakshmana dan
Satrugna.
Keempat pangeran tersebut sangat gagah dan mahir bersenjata.
Pada suatu hari, Resi Wiswamitra
meminta bantuan Sang Rama
untuk melindungi pertapaan di tengah hutan dari gangguan para rakshasa.
Setelah berunding dengan Prabu Dasarata, Resi Wiswamitra dan Sang Rama berangkat ke tengah
hutan diiringi Sang Lakshmana. Selama perjalanannya, Sang Rama dan Lakshmana
diberi ilmu kerohanian dari Resi Wiswamitra. Mereka juga tak henti-hentinya
membunuh para rakshasa yang mengganggu upacara para Resi. Ketika mereka
melewati Mithila,
Sang Rama
mengikuti sayembara yang diadakan Prabu Janaka. Ia
berhasil memenangkan sayembara dan berhak meminang Dewi Sita, puteri Prabu Janaka.
Dengan membawa Dewi Sita, Rama dan Lakshmana kembali pulang ke Ayodhya.
Prabu Dasarata
yang sudah tua, ingin menyerahkan tahta kepada Rama. Atas permohonan Dewi
Kekayi,
Sang Prabu dengan berat hati menyerahkan tahta kepada Bharata
sedangkan Rama harus meninggalkan kerajaan selama 14 tahun. Bharata
menginginkan Rama sebagai penerus tahta, namun Rama menolak dan menginginkan
hidup di hutan bersama istrinya dan Lakshmana.
Akhirnya Bharata memerintah Kerajaan
Kosala atas nama Sang Rama.
B. Rama hidup di hutan
Dalam masa pengasingannya di hutan, Rama dan Lakshmana
bertemu dengan berbagai rakshasa, termasuk Surpanaka.
Karena Surpanaka bernafsu dengan Rama dan Lakshmana, hidungnya terluka oleh
pedang Lakshmana. Surpanaka mengadu kepada Rawana bahwa ia
dianiyaya. Rawana menjadi marah dan berniat membalas dendam. Ia menuju ke
tempat Rama dan Lakshmana kemudian dengan tipu muslihat, ia menculik Sita, istri Sang Rama.
Dalam usaha penculikannya, Jatayu berusaha menolong namun tidak berhasil sehingga ia
gugur.
Rama yang mengetahui
istrinya diculik mencari Rawana ke Kerajaan
Alengka atas petunjuk Jatayu. Dalam perjalanan, ia bertemu dengan Sugriwa,
Sang Raja Kiskindha.
Atas bantuan Sang Rama, Sugriwa berhasil merebut kerajaan dari kekuasaan
kakaknya, Subali.
Untuk membalas jasa, Sugriwa bersekutu dengan Sang Rama untuk menggempur
Alengka. Dengan dibantu Hanuman dan ribuan wanara, mereka
menyeberangi lautan dan menggempur Alengka.
C. Rama menggempur Rawana
Rawana yang
tahu kerajaannya diserbu, mengutus para sekutunya termasuk puteranya – Indrajit
– untuk menggempur Rama. Nasihat Wibisana (adiknya) diabaikan dan ia malah diusir. Akhirnya
Wibisana memihak Rama.
Indrajit melepas senjata nagapasa dan memperoleh kemenangan, namun tidak lama.
Ia gugur di tangan Lakshmana. Setelah sekutu dan para patihnya gugur satu persatu,
Rawana tampil ke muka dan pertarungan berlangsung sengit. Dengan senjata panah Brahmāstra yang sakti,
Rawana gugur sebagai ksatria.
Setelah Rawana gugur, tahta Kerajaan
Alengka diserahkan kepada Wibisana.
Sita kembali ke pangkuan
Rama setelah kesuciannya diuji. Rama, Sita, dan Lakshmana pulang ke Ayodhya dengan
selamat. Hanuman
menyerahkan dirinya bulat-bulat untuk mengabdi kepada Rama. Ketika sampai di
Ayodhya, Bharata
menyambut mereka dengan takzim dan menyerahkan tahta kepada Rama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar